Jangan Sepelekan Imajinasimu

Entah ide ini awalnya datang dari mana, tiba-tiba saja terbesit diotakku sebuah rencana membangun usaha konveksi atau istilah kerennya disebut dengan Distribution Outlet (distro). Awalnya aku berpikir ini hanya bayang-bayang semu atau ide gila yang sekedar melintas dipikiranku, namun lama kelamaan perasaan ini semakin kuat, bahkan kerap mengusik tidurku.

Akankah ini sebuah petunjuk?
Ah, aku gak mau langsung begitu saja menyerah begitu saja, setidaknya aku harus memastikan bahwa ini benar-benar bukanlah sebuah halusinasi belakan. Coba kutelusuri hari demi hari hal-hal yang berjaitan dengan ide membuka usaha Distro itu, dan akhirnya satu persatu aku temukan jawabnnya. Huh, masa harus seperti ini sih?

Katika kutelaah, emang ide ini banyak kaitannya dengan diriku, khususnya dengan apa yang aku kerjakan selama ini. Kebiasaan mengotak atik gambar di komputer keterampilan berkomunikasi yang baik serta penguasaan manajemen pemasaran yang aku miliki bisa jadi menjadi titik awal ide ini melintas dipikiranku.

Akhirnya dengan mengucapkan kata Bismillahirahmanirrahim kucoba mengawali upayaku dalam menseriusi ide ini menjadi sebuah kenyataan. Hari demi hari kuhabiskan didepan komputer untuk membuat berbagai perencanaan persiapan yang dibutuhkan dalam membangun usaha ini.

Awalnya aku agak kesulitan dalam menjadi ide dalam menonjolkan karakter produk yang bakal aku produksi. Tapi namanya juga usaha tanpa kenal menyerah akhirnya aku memutuskan untuk membuat sebuah produk yang lekat dekat karakter dan kultur tempat tinggalku, yakni di Kota Palu. Hehehe...gak sia-sia juga begadang setiap malam ampe pagi yah...

Dasar pemikiran gue dalam menentukan konsep desain produk yang bakal kubuat didasari dari pemikiran sebuah produk kaos asal jogja yang sangat spektakuler, pasti tau dong dengan DAGADU?. Nah, gue pikir kalau Dagadu bisa menjual kultur jogja serta kebiasaan perilaku masyarakat kota Gudeg itu diatas sebuah kaos, kenapa saya tidak bisa menjual karakter, kultur, life style anak muda dikotaku?

Dengan semboyang pantang menyerah sampai akhir hayat, aku mati-matian bekerja tanpa lelah guna menyempurnakan ide tersebut, karena aku pikir mungkin inilah jalan hidup yang telah Allah SWT tunjukan buatku atas jawaban doa-doa ku selama ini.

So aku mulai menentukan simbol produk yakni nama dan logo produk yang akan aku buat, hehehe memang terdengar asing sih namanya, soalnya make dialeg bahasa asli Kota Palu yaitu bahasa KAILI. Hah, trus apa dong nama kaosnya? Eit, namanya NAVATU. Tuh kan bingung?... NAVATU itu artinya bandel, usil, ndablek, liar dan sebagainya. Loh kok dikasih nama itu?. Iya dong, ini adalah perwujudan dari sebuah pemberontakan jiwa akan kebebasan dalam ber ekspresi aku dan sebagian besar anak Palu. Perubahan iklim dan gaya hidup kini telah membuat anak Palu lebih aktraktif, namun sayangnya mereka mulai melupakan tradisi dan nilai-nilai kedaerahan yang menjadi adat dan kebiasaan pendahulunya.

Bukannya aku rasis loh, tapi namanya juga label. Musti punya ciri khas yang bisa cepat dikenal oleh orang lain, paling penting ide itu menunjukkan karakter yang khas.

Biar gak terkesan jadul, Aku tambahin sedikit embel-embel pada logo produk gw itu. Nah karena aku suka ama kucing, kenapa tidak sekalian saja aku jadiin kucing jadi maskot produk aku..hahahaha....Klop deh jadinya.....liat aja gambarnya ...



Planingnya, setelah masa produksi kelar, aku mau buat pameran di Mall dikotaku, selanjutnya mo cari-cari lokasi Distro yang tepat juga, kalau harga cocok sih aku pinginnya di Mall tapi liat kocek cukup atu nggak. Maklum hanya modali sendiri ajah, coba kalau ada yang mau kongsian pasti lebih heboh deh...

CONTOH KAOS:









So aku mohon doa nya ya, semoga segalanya berjalan dengan lancar dan sukses. Kalau ada yang mau pesan silahkan PM aja dikolom komentar atau hubungi HP aku 0812 450 10899. Bravo PALU NOSARARA NOSABATUTU “Satu Rasa Satu Hati”.(Rizky)